26 November 2012

Eksotika Karimunjawa:Awal Sebuah Petualangan

BY ekpan No comments



Tak terasa rentetan tanggal merah di pertengahan November ini telah menyapa, liburan yang telah terencanapun siap memanjakan mata dan jiwa. Satu tujuan yang sudah menggema di telinga dan menerawang di kepala...eksotika Karimunjawa...

Pagi 15 November 2012 ini entah kenapa terasa lama, tak biasanya seperti itu karena biasanya pagi di awal libur panjang akan berlalu singkat. Mungkin ini efek dari melubernya rasa tak sabar yang menghinggap menyambut paket relaksasi jiwa dan raga ke Karimunjawa yang sudah mendekat di depan mata. Tak mau terlena dengan suasana, saya bergegas mencuci muka dan bersiap “packing” segala amunisi untuk mengarungi laut dan menyusuri pantai Karimunjawa karena sejak malam sebelumnya saya belum berhasil mengumpulkan niat untuk mengepak pakaian serta peralatan-peralatan lainnya....

Singkat cerita...carrier warna hijau itu telah menjulang terisi bekal-bekal perjalanan 4 hari ke depan. Segala keperluan yang terlintas di kepala sudah dibawa..proses mengingat kembali juga sudah dilewati..dan sampailah pada kesimpulan bahwa perbekalan telah siap sedia.
Sekarang saatnya persiapan fisik...mandi dan sarapan yang mendekati makan siang...(hehehe)
Menjelang dzuhur, hp saya bergetar...ternyata ada sms dari teman saya, Aziz, rekan kerja yang terbilang paling junior di kantor.... “Mas, mari dzuhur aku nang kosane sampean” (terjemah:”Mas abis dzuhur aku ke kosanmu”) begitu katanya. Hari itu memang Aziz, Mas Doni, dan Aswin janjian mau kumpul di kosan saya dulu sebelum meluncur ke terminal Rawamangun sebagai titik awal perjalanan kami. Cukup dengan menyentuh tombol “Ok” di layar hp dan mengirimkannya ke nomor si Aziz, maka kesepakatan via sms antara saya dan Aziz pun telah sah.

Adzan dzuhur berkumandang dari masjid dekat kos dengan alunan suara Bapak paruh baya yang memang sudah rutin mengumandangkannya di masjid itu. Biar ga keburu-buru nanti, saya putuskan untuk menyegerakan sholat dzuhur beberapa saat setelah adzan selesai berkumandang. Ternyata tepat keputusan saya..karena tak seberapa lama Aziz sms kalo dia uda ada di depan pintu pagar kosan saya.. Beranjak lah saya dari kamar untuk membukakan pintu pagarnya..eh..di tengah perjalanan menuruni tangga..tiba-tiba teringat bahwa bukti transfer tiket kereta api yang nanti akan mengantarkan pulang dari semarang ke Jakarta lupa belum ke-print...alamaak..mesti cari warnet dan ngeprint dari email saya. Dipercepatlah langkah kaki yang hendak membukakan pintu pagar..dan akhirnya buru-buru saya antar Aziz ke kamar..kemudian tak buang-buang waktu langsung menuju warnet terdekat.

Butuh durasi hampir 30 menit hanya untuk ngeprint bukti setor tiket di warnet..gara-gara komputer yang saya pake belum terinstall PDF reader..alhasil musti download dan install dulu. Tapi yang terpenting sudah berhasil dicetak dan saya bersama 3 orang yang lain yang tertera namanya bisa balik ke Jakarta nanti.

Setelah bayar uang warnet...kaki pun digerakkan keluar dari ruangan warnet yang cukup sempit itu. Dengan diselingi mampir ke indomart sebentar...saya langsung balik ke kosan, kasian aziz yang udah ditinggal lumayan lama di kamar saya. Ternyata pas udah nyampe kosan...aziz dengan santainya sedang memetik senar-senar gitar...

Sekarang tinggal nunggu mas Doni dan Aswin yang telah menjalin kesepakatan untuk kumpul dulu di kosan saya. Karena tak kunjung ada kabar dari 2 orang itu...akhirnya saya berinisiatif untuk menunggu kabar sambil mencicipi bermain FIFA 2013 bersama Aziz di kamar temen kosan. Sedang mengutak-atik formasi..eh...ada sms dari mas Doni kl dia uda nyampe di deket kosan..akhirnya saya samper dulu di tempat dia nunggu. Digeber lah si Jupe MX menjemput mas Doni yang katanya udah menunggu di dekat pangkalan ojek. 

Sehabis mengarungi jalanan deket kosan...akhirnya mas Doni dan saya sudah nyampe di kosan dan bergabung bersama Aziz yang juga baru selesai beli makan siang di warteg di perempatan kosan.
Jam menunjukkan 14.40 dimana mendung telah menggelayut manja di langit jakarta..nampaknya berpotensi turun hujan yang cukup deras melihat setting cuaca yang disiapkan oleh Tuhan sore ini. Tak berapa lama dering handphone memecah keberisikan kami bertiga yang sedang beradu gengsi dalam FIFA 2013 (hahaha)... "Ndu aku lgsg ke rawamangun, hujan. Gk jd ke kosmu yaa.." Aswin berbicara melalui rangkaian huruf-huruf. Berarti sekarang sudah lengkap skuad yang akan berangkat dari kosan saya...tinggal menghitung mundur waktu berangkat ke Rawamangun. Kami bertiga sepakat berangkat jam 16.30 ke Rawamangun..mengingat bus kami berangkat menuju Jepara jam 18.00.

Jarum jam menunjukkan waktu dimana orang menyebutnya dengan setengah lima dan saya, Aziz, mas Doni telah siap untuk berangkat ke Rawamangun, kami mendapat anggota tambahan berangkat bareng karena Aldi yang tinggal di kosan sebelah ikut berangkat bersama kami. Melangkah lah kami berempat bak 4 sekawan menuju Rawamangun, tapi sebelumnya mampir ke indomart terdekat untuk ngambil duit persiapan biaya hidup selam perjalanan. Tak berapa lama sampai di Indomart..ada sms di hp Aziz yang jadi layaknya petir di siang bolong... “Ziz..kalo maw ikut ke Karimun kumpul dimana?” begitu bunyi sms dari Deni, temen kantor yang awalnya tidak ikut ke Karimunjawa karena berbagai alasan. Sontak kami berempat mengerutkan dahi, pikiran “loh..emang deni ikut?” pun menggelayut di benak kami masing-masing. Masih terheran-heran dengan keikutsertaan Deni di detik-detik terakhir, kami pun memutuskan untuk membalas sms Deni bahwa kita sudah mau berangkat ke Rawamangun dan meminta dia langsung ke Rawamangun saja nanti ketemu disana. Tak lama kemudian melintas lah si “burung biru” di depan kami, dengan sigap kami menyetopnya dan meminta diantarkan ke Rawamangun.

Kurang lebih 15 menit, si “burung biru” yang mengantar kami telah mendarat di Rawamangun dengan selamat. Telah menyambut di terminal Yoga, Aswin, Sary, dan Mbak Omi yang sudah nyampe duluan. Setelah Yoga dan Aswin beres menyelesaikan masalah administrasi tiket bus kami...disepakati kalo kita segera naek ke bus saja karena sepertinya di dalam bus lebih sejuk dibanding suasana outdoor terminal Rawamangun yang dihiasi dengan kepulan asap dari knalpot angkot dan metromini serta diiringi alunan mesin-mesin tua metromini plus bajaj yang melintas.
Di dalam bus kami sibuk memilih posisi duduk yang nyaman, nampak sedikit seperti ada perebutan kursi layaknya anggota DPR (hahaha...apa sih). Bus yang akan menemani kami ke Jepara ini menurut saya sangat nyaman, keren, dan cukup luas sehingga bisa memanjakan mata ini untuk terpejam di pejalanan nanti. 
 Tiap-tiap orang sudah menempati kursi yang terlah dipilih dan mulai merapikan bawaan mereka supaya aman dan tidak mengganggu saat bus sudah berjalan nanti. Saat kami sedang beradaptasi dengan empuknya kursi, dinginnya AC, dan suasana bus ini, tiba-tiba orang yang mengejutkan itu datang, dialah si Deni yang dengan santainya langsung naik masuk ke dalam bus. Rombongan pun semua terkejut, kecuali 4 sekawan dari cempaka putih yang udah terkejut duluan tadi, melihat penampakan Deni sore itu. Yoga yang jadi “EO” liburan ke Karimunjawa ini pun tercengang karena sebelumnya dia memang udah dihubungi Deni terkait rencana keikutsertaannya tapi dia ga menyangka kalo Deni beneran mau ikut. Soalnya, saat sebelumnya ditanya Yoga lewat sms, nama lengkap dan usia untuk keperluan administrasi tiket, Deni dengan entengnya menjawab “Deni Ganteng, Usia 20 tahun”. Jadi Yoga mengira Deni hanya bercanda dan ga diurusi lagi tuh kebutuhan tambahan tiket buat Deni. Kenyataannya, tiket bus ke Jepara buat Deni memang ga ada dan menurut informasi, tiket nya uda sold out. Tapi anehnya, melihat kenyataan itu, Deni bukannya bingung atau buru-buru cari informasi, malah dengan tenangnya duduk di salah satu kursi bus. Tak pelak kami semua menyarankan dia buat segera nanya-nanya ke loket bus daripada nanti gagal berangkat. Akhirnya, dengan diantar Yoga, Deni pergi ke loket penjualan tiket bus, daaannnn....keberuntungan Deni dimulai detik itu, ada 1 tiket yang dibatalkan oleh pemesannya yang itu berarti Deni bisa berangkat ke Jepara bersama kami. Masalah pertama untuk Deni uda selesai meski sebenarnya masi ada masalah lagi tentang tiket Kapal untuk menyeberang ke Karimunjawa nanti, tapi lagi-lagi deni tenang saja dan optimis pasti ada tiketnya. Ya...kami pun menyerahkan semuanya ke dia...dengan risiko kalo ga dapat tiket kapalnya, terpaksa kami hanya bisa melambaikan tangan ke Deni saja nanti pas nyeberang ke Karimunjawa (hehehe).
Formasi dari Bapepam-LK sudah komplit, Sary dan Mbak Omi duduk di deretan terdepan sebelah kanan, di belakangnya ada Aziz dan Aldi, saya dan Mas Doni memilih baris kedua di sebelah kiri, Aswin masih duduk sendiri di belakang saya dan Mas Doni, sedangkan Deni berada di deretan kursi yang terpisah dari kumpulan kursi yang sudah dipesan oleh kami. Sebelumnya kami uda memesan 14 kursi, 8 untuk rombongan Bapepam-LK, 5 untuk rombongan pacarnya Yoga dan teman-temannya, plus 1 untuk Maria, teman yang dulu sekantor dengan kami tapi sekarang telah pindah tempat kerja ke salah satu Law Firm di Jakarta.

Sambil menunggu jadwal keberangkatan, kami terus menanti kedatangan sisa rombongan yang lain. Yoga juga uda nampak mulai sedikit gusar karena pacarnya dan temen-temennya ga kunjung dateng meski mereka sudah ngasih kabar kalo mereka sedang dalam perjalanan menuju Rawamangun. Tapi itu ga bisa menutupi kekhawatiran di wajah Yoga yang dari tadi sudah harap-harap cemas. Namun tak lama kemudian yang ditunggupun telah hadir, 5 gadis yang dinantipun sudah ada di atas bus. Sebentar mereka pilih tempat duduk tersisa yang alhasil Yoga dan pacarnya memilih duduk di depan saya dan mas doni. Kekasih Yoga ini ternyata namanya Ratih, sambil jalan menuju ke tempat duduknya dia memperkenalkan diri ke tiap-tiap dari kami yang belum kenal sebelumnya. Sedang 4 yang lain, kakak-beradik, Sherly dan Jessica, serta Riri dan Amalia (jujur keempat orang ini sebenarnya namanya saya baru tahu pas uda nyampe di Karimunjawa,hehehhe...) duduk di 2 deret kursi tersisa. Berarti sekarang tinggal Maria yang belum nampak tanda-tanda kedatangannya, malah dia ngasih kabar kalo masih ribet dikit gara-gara ATM nya hilang, tapi 10 menit lagi dia mengatakan akan sudah ada di sini.

Benar saja, tak sampai 10 menit Maria sudah datang dan langsung duduk di sebelah Aswin karena emang tinggal tempat itu yang masih kosong. Itu tandanya, rombongan kami sudah benar-benar lengkap dan siap memulai meniti jalan hingga ke Jepara dan lanjut menyeberang ke Karimunjawa. Saat waktu di Indonesia Bagian Barat menunjukkan pukul 18.30, Bus pun mulai bergerak memutar rodanya meninggalkan terminal Rawamangun melahap kilometer demi kilometer menyusuri jalur menuju Jepara. Tak mau kalah dengan Bus yang mulai melaju kencang, saya pun mulai menginjak pedal gas kencang-kencang untuk melaju ke peraduan menjamah dunia mimpi (hehehe)... Mata perlahan-lahan terpejam dan sepertinya kawan yang lain juga sudah bersiap-siap merangkai mimpinya masing-masing dari atas kursi bus, dan beberapa menit kemudian, saya mulai zzzzzzzzz........ (hihihihi)