Tak terasa rentetan tanggal merah di pertengahan November ini telah
menyapa, liburan yang telah terencanapun siap memanjakan mata dan jiwa. Satu
tujuan yang sudah menggema di telinga dan menerawang di kepala...eksotika
Karimunjawa...
Pagi 15 November 2012 ini entah kenapa terasa lama, tak biasanya
seperti itu karena biasanya pagi di awal libur panjang akan berlalu singkat.
Mungkin ini efek dari melubernya rasa tak sabar yang menghinggap menyambut
paket relaksasi jiwa dan raga ke Karimunjawa yang sudah mendekat di depan mata.
Tak mau terlena dengan suasana, saya bergegas mencuci muka dan bersiap
“packing” segala amunisi untuk mengarungi laut dan menyusuri pantai Karimunjawa
karena sejak malam sebelumnya saya belum berhasil mengumpulkan niat untuk
mengepak pakaian serta peralatan-peralatan lainnya....
Singkat cerita...carrier warna hijau itu telah menjulang terisi
bekal-bekal perjalanan 4 hari ke depan. Segala keperluan yang terlintas di
kepala sudah dibawa..proses mengingat kembali juga sudah dilewati..dan
sampailah pada kesimpulan bahwa perbekalan telah siap sedia.
Sekarang saatnya persiapan fisik...mandi dan sarapan yang mendekati
makan siang...(hehehe)
Menjelang dzuhur, hp saya bergetar...ternyata ada sms dari teman saya,
Aziz, rekan kerja yang terbilang paling junior di kantor.... “Mas, mari
dzuhur aku nang kosane sampean” (terjemah:”Mas abis dzuhur aku ke kosanmu”)
begitu katanya. Hari itu memang Aziz, Mas Doni, dan Aswin janjian mau kumpul di
kosan saya dulu sebelum meluncur ke terminal Rawamangun sebagai titik awal
perjalanan kami. Cukup dengan menyentuh tombol “Ok” di layar hp dan
mengirimkannya ke nomor si Aziz, maka kesepakatan via sms antara saya dan Aziz
pun telah sah.
Adzan dzuhur berkumandang dari masjid dekat kos dengan alunan suara
Bapak paruh baya yang memang sudah rutin mengumandangkannya di masjid itu. Biar
ga keburu-buru nanti, saya putuskan untuk menyegerakan sholat dzuhur beberapa
saat setelah adzan selesai berkumandang. Ternyata tepat keputusan saya..karena
tak seberapa lama Aziz sms kalo dia uda ada di depan pintu pagar kosan saya..
Beranjak lah saya dari kamar untuk membukakan pintu pagarnya..eh..di tengah
perjalanan menuruni tangga..tiba-tiba teringat bahwa bukti transfer tiket
kereta api yang nanti akan mengantarkan pulang dari semarang ke Jakarta lupa
belum ke-print...alamaak..mesti cari warnet dan ngeprint dari email saya.
Dipercepatlah langkah kaki yang hendak membukakan pintu pagar..dan akhirnya
buru-buru saya antar Aziz ke kamar..kemudian tak buang-buang waktu langsung
menuju warnet terdekat.
Butuh durasi hampir 30 menit hanya untuk ngeprint bukti setor tiket di
warnet..gara-gara komputer yang saya pake belum terinstall PDF reader..alhasil
musti download dan install dulu. Tapi yang terpenting sudah berhasil dicetak
dan saya bersama 3 orang yang lain yang tertera namanya bisa balik ke Jakarta
nanti.
Setelah bayar uang warnet...kaki pun digerakkan keluar dari ruangan
warnet yang cukup sempit itu. Dengan diselingi mampir ke indomart
sebentar...saya langsung balik ke kosan, kasian aziz yang udah ditinggal
lumayan lama di kamar saya. Ternyata pas udah nyampe kosan...aziz dengan
santainya sedang memetik senar-senar gitar...
Sekarang tinggal nunggu mas Doni dan Aswin yang telah menjalin
kesepakatan untuk kumpul dulu di kosan saya. Karena tak kunjung ada kabar dari
2 orang itu...akhirnya saya berinisiatif untuk menunggu kabar sambil mencicipi
bermain FIFA 2013 bersama Aziz di kamar temen kosan. Sedang mengutak-atik
formasi..eh...ada sms dari mas Doni kl dia uda nyampe di deket kosan..akhirnya
saya samper dulu di tempat dia nunggu. Digeber lah si Jupe MX menjemput mas
Doni yang katanya udah menunggu di dekat pangkalan ojek.
Sehabis mengarungi jalanan deket kosan...akhirnya mas Doni dan saya
sudah nyampe di kosan dan bergabung bersama Aziz yang juga baru selesai beli
makan siang di warteg di perempatan kosan.
Jam menunjukkan 14.40 dimana mendung telah menggelayut manja di langit
jakarta..nampaknya berpotensi turun hujan yang cukup deras melihat setting
cuaca yang disiapkan oleh Tuhan sore ini. Tak berapa lama dering handphone
memecah keberisikan kami bertiga yang sedang beradu gengsi dalam FIFA 2013
(hahaha)... "Ndu aku lgsg ke rawamangun, hujan. Gk jd ke kosmu yaa.."
Aswin berbicara melalui rangkaian huruf-huruf. Berarti sekarang sudah lengkap
skuad yang akan berangkat dari kosan saya...tinggal menghitung mundur waktu
berangkat ke Rawamangun. Kami bertiga sepakat berangkat jam 16.30 ke
Rawamangun..mengingat bus kami berangkat menuju Jepara jam 18.00.
Jarum jam menunjukkan waktu dimana orang menyebutnya dengan setengah
lima dan saya, Aziz, mas Doni telah siap untuk berangkat ke Rawamangun, kami
mendapat anggota tambahan berangkat bareng karena Aldi yang tinggal di kosan
sebelah ikut berangkat bersama kami. Melangkah lah kami berempat bak 4 sekawan
menuju Rawamangun, tapi sebelumnya mampir ke indomart terdekat untuk ngambil
duit persiapan biaya hidup selam perjalanan. Tak berapa lama sampai di Indomart..ada
sms di hp Aziz yang jadi layaknya petir di siang bolong... “Ziz..kalo maw ikut
ke Karimun kumpul dimana?” begitu bunyi sms dari Deni, temen kantor yang
awalnya tidak ikut ke Karimunjawa karena berbagai alasan. Sontak kami berempat
mengerutkan dahi, pikiran “loh..emang deni ikut?” pun menggelayut di benak kami
masing-masing. Masih terheran-heran dengan keikutsertaan Deni di detik-detik
terakhir, kami pun memutuskan untuk membalas sms Deni bahwa kita sudah mau
berangkat ke Rawamangun dan meminta dia langsung ke Rawamangun saja nanti
ketemu disana. Tak lama kemudian melintas lah si “burung biru” di depan kami,
dengan sigap kami menyetopnya dan meminta diantarkan ke Rawamangun.
Kurang lebih 15 menit, si “burung biru” yang mengantar kami telah
mendarat di Rawamangun dengan selamat. Telah menyambut di terminal Yoga, Aswin,
Sary, dan Mbak Omi yang sudah nyampe duluan. Setelah Yoga dan Aswin beres
menyelesaikan masalah administrasi tiket bus kami...disepakati kalo kita segera
naek ke bus saja karena sepertinya di dalam bus lebih sejuk dibanding suasana
outdoor terminal Rawamangun yang dihiasi dengan kepulan asap dari knalpot angkot
dan metromini serta diiringi alunan mesin-mesin tua metromini plus bajaj yang
melintas.
Di dalam bus kami sibuk memilih posisi duduk yang nyaman, nampak
sedikit seperti ada perebutan kursi layaknya anggota DPR (hahaha...apa sih).
Bus yang akan menemani kami ke Jepara ini menurut saya sangat nyaman, keren,
dan cukup luas sehingga bisa memanjakan mata ini untuk terpejam di pejalanan
nanti.
Tiap-tiap orang sudah menempati kursi yang terlah dipilih dan mulai
merapikan bawaan mereka supaya aman dan tidak mengganggu saat bus sudah
berjalan nanti. Saat kami sedang beradaptasi dengan empuknya kursi, dinginnya
AC, dan suasana bus ini, tiba-tiba orang yang mengejutkan itu datang, dialah si
Deni yang dengan santainya langsung naik masuk ke dalam bus. Rombongan pun
semua terkejut, kecuali 4 sekawan dari cempaka putih yang udah terkejut duluan
tadi, melihat penampakan Deni sore itu. Yoga yang jadi “EO” liburan ke
Karimunjawa ini pun tercengang karena sebelumnya dia memang udah dihubungi Deni
terkait rencana keikutsertaannya tapi dia ga menyangka kalo Deni beneran mau
ikut. Soalnya, saat sebelumnya ditanya Yoga lewat sms, nama lengkap dan usia
untuk keperluan administrasi tiket, Deni dengan entengnya menjawab “Deni
Ganteng, Usia 20 tahun”. Jadi Yoga mengira Deni hanya bercanda dan ga diurusi
lagi tuh kebutuhan tambahan tiket buat Deni. Kenyataannya, tiket bus ke Jepara
buat Deni memang ga ada dan menurut informasi, tiket nya uda sold out. Tapi anehnya, melihat
kenyataan itu, Deni bukannya bingung atau buru-buru cari informasi, malah
dengan tenangnya duduk di salah satu kursi bus. Tak pelak kami semua
menyarankan dia buat segera nanya-nanya ke loket bus daripada nanti gagal
berangkat. Akhirnya, dengan diantar Yoga, Deni pergi ke loket penjualan tiket
bus, daaannnn....keberuntungan Deni dimulai detik itu, ada 1 tiket yang
dibatalkan oleh pemesannya yang itu berarti Deni bisa berangkat ke Jepara
bersama kami. Masalah pertama untuk Deni uda selesai meski sebenarnya masi ada
masalah lagi tentang tiket Kapal untuk menyeberang ke Karimunjawa nanti, tapi
lagi-lagi deni tenang saja dan optimis pasti ada tiketnya. Ya...kami pun
menyerahkan semuanya ke dia...dengan risiko kalo ga dapat tiket kapalnya,
terpaksa kami hanya bisa melambaikan tangan ke Deni saja nanti pas nyeberang ke
Karimunjawa (hehehe).
Formasi dari Bapepam-LK sudah komplit, Sary dan Mbak Omi duduk di
deretan terdepan sebelah kanan, di belakangnya ada Aziz dan Aldi, saya dan Mas
Doni memilih baris kedua di sebelah kiri, Aswin masih duduk sendiri di belakang
saya dan Mas Doni, sedangkan Deni berada di deretan kursi yang terpisah dari
kumpulan kursi yang sudah dipesan oleh kami. Sebelumnya kami uda memesan 14
kursi, 8 untuk rombongan Bapepam-LK, 5 untuk rombongan pacarnya Yoga dan
teman-temannya, plus 1 untuk Maria, teman yang dulu sekantor dengan kami tapi
sekarang telah pindah tempat kerja ke salah satu Law Firm di Jakarta.
Sambil menunggu jadwal keberangkatan, kami terus menanti kedatangan
sisa rombongan yang lain. Yoga juga uda nampak mulai sedikit gusar karena
pacarnya dan temen-temennya ga kunjung dateng meski mereka sudah ngasih kabar
kalo mereka sedang dalam perjalanan menuju Rawamangun. Tapi itu ga bisa
menutupi kekhawatiran di wajah Yoga yang dari tadi sudah harap-harap cemas. Namun
tak lama kemudian yang ditunggupun telah hadir, 5 gadis yang dinantipun sudah
ada di atas bus. Sebentar mereka pilih tempat duduk tersisa yang alhasil Yoga
dan pacarnya memilih duduk di depan saya dan mas doni. Kekasih Yoga ini
ternyata namanya Ratih, sambil jalan menuju ke tempat duduknya dia
memperkenalkan diri ke tiap-tiap dari kami yang belum kenal sebelumnya. Sedang
4 yang lain, kakak-beradik, Sherly dan Jessica, serta Riri dan Amalia (jujur
keempat orang ini sebenarnya namanya saya baru tahu pas uda nyampe di
Karimunjawa,hehehhe...) duduk di 2 deret kursi tersisa. Berarti sekarang
tinggal Maria yang belum nampak tanda-tanda kedatangannya, malah dia ngasih
kabar kalo masih ribet dikit gara-gara ATM nya hilang, tapi 10 menit lagi dia
mengatakan akan sudah ada di sini.
Benar saja, tak sampai 10 menit Maria sudah datang dan langsung duduk
di sebelah Aswin karena emang tinggal tempat itu yang masih kosong. Itu
tandanya, rombongan kami sudah benar-benar lengkap dan siap memulai meniti
jalan hingga ke Jepara dan lanjut menyeberang ke Karimunjawa. Saat waktu di
Indonesia Bagian Barat menunjukkan pukul 18.30, Bus pun mulai bergerak memutar
rodanya meninggalkan terminal Rawamangun melahap kilometer demi kilometer
menyusuri jalur menuju Jepara. Tak mau kalah dengan Bus yang mulai melaju
kencang, saya pun mulai menginjak pedal gas kencang-kencang untuk melaju ke
peraduan menjamah dunia mimpi (hehehe)... Mata perlahan-lahan terpejam dan
sepertinya kawan yang lain juga sudah bersiap-siap merangkai mimpinya
masing-masing dari atas kursi bus, dan beberapa menit kemudian, saya mulai
zzzzzzzzz........ (hihihihi)