07 Agustus 2013

Pra Musim

BY ekpan No comments



Pada bulan-bulan Juli sampai Agustus seperti ini, para pemerhati sepakbola sedang banyak-banyaknya disuguhi persiapan Pra-Musim tim-tim kesayangannya. Mulai dari siaran langsung di televisi hingga kunjungan langsung tim idola ke negara-negara yang menjadi destinasi tujuan tur mereka. Euforia selalu mengiringi, gegap gempita manusia yang mengaku gila bola akan selalu jadi magnet yang kuat, kemeriahan dan semangat penontonnya tak ketinggalan. Beragam atribut yang dipunya pun tak ada yang boleh ketinggalan demi menunjukkan identitasnya sebagai fans fanatik. Sorakan dan teriakan khas masing-masing klub juga terdengar lantang sepanjang pertandingan, menambah luar biasanya atmosfer tiap pertandingan pra musim, membuat pemain sepakbola bak menjadi Raja di tiap negara yang disinggahi.

Belum lagi keuntungan dari sisi bisnis yang bisa diraih klub-klub top itu dengan mendekatkan diri ke fans base mereka. Tiket pertandingan bakal sold out dalam sekejap, marchandise laku keras, dan segala bentuk kegiatan yang bisa mendatangkan keuntungan buat mereka selalu diburu.

Bermacam-macam iming-iming di atas tadi yang membuat tim-tim sepakbola top dunia tak pernah absen untuk melakukan persiapan pra-musim baik itu dengan tur keliling suatu benua ataupun hanya sekedar turnamen “kecil-kecilan”. Semua hal tadi juga yang menjadi salah satu tujuan mereka melakukan pra musim. Tentu keuntungan yang luar biasa buat klub dengan semua kemeriahan pra musim tadi.

Tapiii.......tahu kah kita bahwa tujuan utamanya sebenarnya bukan semua itu. Inti dari pra-musim buat mereka adalah persiapan menghadapi musim penuh setahun yang akan diarunginya di berbagai level liga dan kompetisi. Pengembalian kondisi fisik, pematangan kembali taktik, dan penerapan strategi yang baik menjadi target utama mereka di pra musim. Mereka tahu bahwa perjuangan di liga masing-masing nanti selama semusim penuh sangat berat. Tiap-tiap pertandingan akan menuntut peluh yang maksimal. Lawan-lawan yang dihadapi pun tak ada yang benar-benar mudah. Persiapan pra-musim yang benar-benar matang menentukan besarnya peluang juara nantinya.

******
Begitulah sejatinya puasa di bulan Ramadhan ini, jika dianalogikan, puasa sekarang ini ibarat persiapan pra-musim buat umat manusia, buat kita semua. Memang benar sekali bahwa puasa di bulan Ramadhan ini sangat besar keutamaannya, nilai ibadah ditingkatkan kategorisasi nilainya, yang sunah jadi bernilai wajib apalagi yang wajib, nilainya pasti berkali-kali lipat. Kenikmatan yang diberikan Allah di bulan Ramadhan ini memang sangat memanjakan kita, bagaimana tidak, Allah membuka semua pintu langit, pintu surga dibentangkan selebar-lebarnya, pintu neraka ditutup rapat, setan yang biasa menghasutpun “dikerangkeng” oleh Allah. Ampunan Allah bentang kan seluas-luasnya, manghfiroh Allah kucurkan tak terhingga. Bonus saat 10 hari terakhir Ramadhan pun ga ada yang bisa ngalahin, malam Lailatul Qadar pun dihadiahkan Allah dengan nilai yang lebih baik dari seribu bulan.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:
Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

Allah juga menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan ini adalah urusan langsung Beliau Yang Maha Esa dengan manusia makhluk ciptaannya. Bagaimana tidak istimewa namanya kalau Dzat Yang maha Tinggi, Allah swt, menilai langsung puasa Ramadhan kita?

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.' Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi

Ibadah spesial seperti sholat tarawih diperintahkan di bulan Ramadhan, nikmatnya makan minum lebih berasa saat sahur dan berbuka. Beribadah pun terasa lebih “meriah” dan bersemangat, euforia umat muslim memakmurkan masjid terasa berbeda, berbondong-bondong menuju masjid untuk sholat berjamaah. Gema dakwah bergemuruh di tiap sudut kota, meyebarkan ajakan menuju kebaikan sesuai Islam. Lantunan ayat suci Al Quran seakan-akan berlomba terus dipersembahkan mengingat ganjarannya yang begitu menggiurkan di tiap huruf yang dibacanya. Acara televisi juga tak ketinggalan menyesuaikan acaranya agar serasi dengan keberkahan bulan Ramadhan.

Nikmatnya berbagi pun terasa semakin bermakna bagi orang yang berpuasa, sedekah sangat dianjurkan karena keutamaan dan balasannya yang Allah janjikan berkali-kali lipat di bulan mulia ini. Belum lagi anjuran untuk memberi makan orang yang sedang berbuka puasa, Allah menjamin pahala yang sama tak kurang sedikitpun seperti orang yang sedang berpuasa tersebut. Tak ketinggalan sensasi berzakat yang terasa begitu menggoda di bulan Ramadhan.

Belum lagi kalau ditinjau dari sisi kesehatan, puasa mempunyai manfaat yang dapat diuji secara medis. Sistem pencernaan yang telah digenjot habis-habisan setahun penuh, diistirahatkan dan “turun mesin” dengan pengendalian pola makan selama berpuasa Ramadhan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa puasa malah meningkatkan kekebalan tubuh, dan tak ketinggalan puasa juga signifikan mempengaruhi psikologis, bisa menurunkan tingkat stress. Dan banyak lagi mungkin manfaat bagi kesehatan kita saat berpuasa, tapi di sini saya tidak akan membahas rinci tentang penelitian-penelitian para ahli tentang puasa. Pokoknya adalah puasa sangat bermanfaat bagi manusia dalam menjaga kesehatannya.

Semua iming-iming di atas tentang puasa, membuat umat Islam yang beriman takkan merelakan waktunya sia-sia selama bulan Ramadhan, tak ada satu pun yang bersedia puasanya bolong meski satu hari, tiap tahun bulan Ramadhan selalu dinanti dan puasa menjadi ibadah yang dirindui. Tujuannya jelas, dapat meraih semua keutamaan puasa Ramadhan yang dijanjikan dan dijamin Allah, karena janji dan jaminan Allah tak akan meleset sedikitpun, janji dan jaminan Allah tidak mengenal deviasi, semuanya serba tepat dan pasti. Tentu keuntungan yang luar biasa berlimpah bagi seorang pemeluk agama Islam melaksanakan ibadah puasa dan ibadah lainnya yang jaminannya keutamaan dan pahala luar biasa besarnya.

Tapiii.....masih sadarkah kita bahwa tujuan utama puasa bukan hanya sekedar itu semua, bukan hanya mengejar keutamaannya semata. Puasa dan bulan Ramadhan ini sejatinya hanya layaknya persiapan Pra-musim bagi kita orang Islam, mempersiapkan diri menghadapi satu musim penuh di 11 bulan ke depan yang kompetisinya sangat ketat dan berliku. Pertandingan-pertandingan berat akan menuntut kesiapan iman dan ketaatan kita yang dilatih selama sebulan penuh di Ramadhan. Setelah berlatih melawan hawa nafsu saja di Pra-musim ini, kita harus siap menghadapi kompetisi yang sebenarnya, melawan bukan hanya hawa nafsu, tapi juga syaitan yang selalu setia merepotkan dan menjerumuskan kita. Pada saat puasa di bulan Ramadhan, fitrah manusia yang merupakan orang baik, yang bertaqwa dan menghamba hanya kepada Allah, berusaha dikembalikan lagi dengan Ramadhan. Dan hasilnya akan benar-benar ditantang di bulan-bulan setelah Ramadhan. Pra-musim yang matang selama bulan Raadhan akan memperbesar kans kita menjadi juara, juara yang sesungguhnya, yaitu menjadi orang yang bertaqwa, karena inti dari puasa adalah agar manusia menjadi hamba Allah yang bertaqwa, yang berhak meraih trophy dan penghargaan tertinggi dari Allah melalui surga-Nya kelak.
Pra-musim yang berhasil ditandai dengan gelar Juara.....dan Puasa di bulan Ramadhan ibaratnya sebuah Pra-musim, keberhasilannya ditentukan dengan raihan gelar juara, yaitu ketaqwaan...Puasa yang berhasil adalah puasa yang bisa membawa ketaqwaan dalam hatinya sepanjang tahun yang berbekas dalam tiap catatan hidupnya.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al Baqarah : 183)