28 Juni 2013

Lantai 13

BY ekpan No comments



Mendengar angka "13" mungkin buat beberapa orang menjadi sedikit serem....yang berbau-bau "13" juga kerap dijadikan judul film horor....dan identik dengan sebutan orang sebagai angka sial....Ini yang membuat sebagian gedung perkantoran, hotel, apartemen, dll melewatkan angka 13 di susunan lantainya.....

Tapi ini ga berlaku di sebuah kantor pemerintahan dimana saya pernah ada di dalamnya....lantai 13 terpampang jelas dan besar menempel dekat lift....dan kalo dijadikan judul film...lantai 13 yang ini genre nya lebih cocok ke film komedi bukan film horor....penuh tawa....bertabur lucu...dan kadang membuat geli sampai geleng-geleng kepala....jauh dari kesan seram dan mengerikan (mungkin hanya orang tertentu saja yang mewakili dua karakter ini..) 

Tidak seperti kerja kantoran di tempat lain...hari-hari disini hawa nya santai dan tak ada tekanan....rutinitas memang selalu bikin bosan...tapi personel dan aroma lantai 13 yang ini bikin kantor berasa kos kosan sendiri...bagaimana tidak...hampir tiap hari pria-pria lajang bercengkrama untuk sekedar bercanda, tukar pikiran (yang kadang temanya ga jelas), ngomongin cewek-cewek (yang ga dapet-dapet juga), saling mem-bully satu sama laen, maen PES di komputer kantor (jangan ditiru bagian yang ini), hingga hanya ingin ngliatin foto wanita-wanita yang terpampang di Facebook (mungkin yang ini orang nya uda spesifik) sampai larut malam...seakan tak ingin pulang, cubicle-cubicle (entah ini penulisannya bener atau salah) bak kamar-kamar kos yang penghuni nya masih asik begadang...jika ada yg pulang sebelum malam..teriakan "ah..cupu lo.." bakal terdengar sampai ke ujung ruangan...

Kunjungan security pencatat penghuni malam pun tak pernah absen menghampiri kami....alasan "lembur" selalu tertulis di lembar pendataan yang harus diisi...padahal sepertinya tak pernah sekalipun kita bisa dibilang lembur (hahaha..)....saking sungkannya sama security, yang nampak nya sudah mulai hafal muka-muka gerombolan malam ini, sampai sampai ada yang pura-pura ke toilet di jam-jam biasanya security itu datang atau saat mulai terdengar ada lift yang berhenti di lantai 13....mereka mendekam di dalam toilet tanpa ngapa-ngapain sampai kira-kira suasana aman terkendali dan security telah turun lagi...(dasar pengecut kalian semua...hahaha)

Jam kerja tak pernah lepas dari lemparan gurau-gurauan yang kadang garing dan monoton tapi tetap membahak-bahakkan tawa kita......mulai dari omongan maho yang selalu digaung-gaungkan yoga, pras, deni, dan herbet...edit-edit foto ga penting yang bikin ketawa sampe pening...saling tunjuk tunjukan buat angkat telepon...sampe rebutan buat menghindar dari angkat galon......

Bukan hanya kaum adam aja yang bikin heboh lantai 13 ini....ibu-ibu dan pemudi lantai 13 ini juga tak kalah kreatif untuk menciptakan joke-joke segar dan hinaan hinaan yang cettarr menggelegar...raut muka jauh dari setres terus terpancar (meski mungkin sebenarnya setres mikirin kreditan...hahaha)...ga ada kata jaim dalam kamus mereka..tak peduli bos atau sesama pelaksana...cecaran komen komen pedas kadang tak terhindarkan...bahkan banyak juga infotainment berjalan yang menambah warna semaraknya lantai 13 spesial ini... Sekali terlontar candaan dan ceng-cengan diantara para penghuni...gelak tawa akan pecah dan menggema ke seluruh sisi ruangan...cukup efektif buat kembali melenturkan urat syaraf yg mulai tegang akibat pekerjaan

Meski terkesan penuh hura-hura....warga lantai 13 ini juga terkenal dengan kereligiusannya...bukan hal aneh lift penuh dengan rombongan orang-orang 13 saat adzan berkumandang....5 - 10 menit sebelum jadwal adzan biasanya sudah banyak yang berkemas untuk siap-siap ke masjid....ajakan dan saling mengingatkan antar kawan membuat kita tak mengesampingkan dzuhur dan ashar...bahkan magrib dan isya (bagi yang siskamling sampai malam..hahaa)....Sudah menjadi rahasia umum kalo rombongan sholat dzuhur dan ashar dari lantai 13 adalah yang terbanyak dari gedung kantor ini....bos tertinggi di lantai 13 pun tak ketinggalan untuk berjamaah dan mengingatkan stafnya berangkat ke masjid....(Subhanallah banget yaa...)
Tak kalah kerennya dlm urusan pekerjaan.....dengan pembawaan santai dan penuh guyon....armada lantai 13 selalu menjaga integritas dan keprofesionalannya dalam menyelesaikan tugas...dari segi akademis juga tak kalah mentereng...skuad lantai 13 ini banyak dihuni Master-Master lulusan kampus ternama di luar negeri, belum lagi sarjana-sarjana keren yang berdedikasi....dilengkapi lulusan sekolah kedinasan yang penuh kontribusi....dan didukung pegawai-pegawai lainnya yang sangat berkompetensi di bidangnya...Sinergi dan kekompakan dalam membangun budaya kerja di lingkungannya mungkin tak ada duanya...Harmonisnya hubungan atasan bawahan,,,akrabnya pribadi masing-masing karyawan...plus hangatnya komunikasi yang terbangun...membuat terbentuknya kekerabatan layaknya sebuah keluarga besar..

Menjaga kesehatan jasmani juga tak luput dari perhatian warga lantai 13...untuk menyuplai kebutuhan nutrisi tubuh...kue-kue dan nasi kotak rapat selalu dijaga kualitasnya...4 sehat 5 sempurna jadi pertimbangan sebelum pesan...keenakan rasa juga pasti yang utama...

Kesehatan jasmani juga tak bisa lepas dari olahraga...tiap jumat kaum hawa datang lebih pagi guna mengikuti senam pagi bersama...dan laki-lakinya pergi ke rumput sintetis hijau mengolah bola futsal...latihan futsal ini selaen untuk mencari keringat..juga demi prestasi yang lebih baik dlm kejuaraan tahunan...gelar terakhir yang diraih juara 3..imbas yg lumayan dari hasil latihan...




Bukan hanya olahraga bola besar yg menggeliat...olahraga bola kecil juga jadi favorit di lantai ini...tiap jarum jam menunjukkan pukul stgh 5...dengan sigap beberapa orang "menggelar" meja pingpong...dan setelah itu bisa di tebak..suara "tak..tok...tak...tok.." hasil tumbukan bet-bola pingpong-meja"...

keseruan laennya ada saat acara capacity building yang beberapa kali diinisiasi...saat itu lah saat dimana benar benar tak ada pembatas struktural lagi...fokusnya cuma senang senang sambil pem
bentukan karakter menjadi lebih baik...semua bersama sama beraksi dalam game yang dirancang...disingkirkan dulu perasaan sungkan dan malu-malu...yang penting semua ceriaa...

Aah..kalo mau diceritakan semua sepertinya ga ada habisnya...banyak momen momen yang layak menjadi berita....belum lagi bakat bakat terpendam yang ada...mulai dari bakat tarik suara...bakat pelawak...bakat psikolog...bakat komentator...dan bakat bakat terpendam yang beragam...

Tak ada gading yang tak retak...tak ada ending yang tak tersibak...

 Abang tukang las butuh biaya...lantai tigabelas tetap jayaa... (haha..) 



21 Juni 2013

M.D.P.L

BY ekpan 1 comment

  

 
Tujuh laki laki dengan beragam karakter, latar belakang, tingkah polah..mantab untuk menyatukan visi...mendedikasikan sebagian tujuan hidupnya sebagai penikmat keindahan alam Sang Pencipta...
Misi pertama yg digadang gadang adalah mendaki gunung...satu aplikasi nyata sebagai kelompok yg mengaku sebagai penikmat alam...menyusuri lekukan lekukan indah yg menjulang tinggi...bangunan Maha Penguasa Alam Semesta...

Meniti tanjakan dan menuruni turunan yg membentang di medan pendakian bukanlah hal yg baru untuk wisnu, heri, dan mas redi...mereka bertiga lah sbg inisiator awal yg menggerakkan saya, aziz, muhtar, dan deni, yang belum kenal akrab dengan mendaki gunung, untuk berkenalan dengan manisnya sajian keindahan pegunungan...

Perdana kami putuskan untuk menuju gunung lawu...gunung yg menurut hasil browsing cocok untuk pendaki pemula...
Tak ada persiapan khusus dari kami bertujuh..hanya penguatan keyakinan saja dari masing-masing kami...selain persiapan tiket perjalanan munuju singgasana gunung lawu...

Rencana hanya berbuah rencana..mendekati hari h ternyata..pendakian lawu ditutup krn pertimbangan cuaca...memutar otak menentukan rencana B, akhirnya disepakati untuk dialihkan ke gunung merbabu...

Setelah itu lah saya dan mungkin kami bertujuh merasakan aditifnya naek gunung  yang membuat ketagihan...rencana pendakian berikutnya pun mulai dirembug...

Gunung cikuray jadi target kami berikutnya...gunung di kabupaten garut ini memang tidak terlalu tinggi (2.818 mdpl)...tapi cukup buat mengobati kerinduan kami akan capek nikmatnya mendaki...
 
Sayangnya pendakian kali ini personel kami tidak lengkap..hanya saya, wisnu, deni, dan mas redi yang bisa berangkat...kami berempat ditemani mas fahmi, kenalan wisnu saat diklat..

naek mobil sampai titik awal pendakian yg sudah cukup tinggi letaknya (berasa offroad) dan bangunan semacam poskamling di puncak...jadi pengalaman unik yg dirasakan di cikuray...

Momen spesial dalam pendakian cikuray ini sebenarnya adalah cikal bakal munculnya nama kelompok pendakian kami, MDPL...berawal dari saat istirahat di tengah perjalanan menuju puncak..kami terpikir untuk memberi nama kelompok pendakian kami supaya nanti bisa ditulis di banner dan dibentangkan di puncak saat pendakian...

belum ada ide nama apa yang cocok merefleksikan kami karena memang blm dipersiapkan sebelumnya...tapi ternyata semenjak dulu wisnu uda kepikiran nama MDPL untuk "geng" ini...cuma belum ada kepanjangannya...alasannya pun menurut wisnu tak khusus...hanya berasa enak didengar plus di setiap gunung pasti tertera "MDPL"...
 
jadilah selama perjalanan kita berpikir keras kepanjangan yg pas untuk nama MDPL..
Sampai kembali ke Jakarta pun belum berhasil menemukan kepanjangannya...tapi kami sepakat MDPL adalah nama kami sekarang...kami bertujuh...saya, wisnu, heri, mas redi, aziz, muhtar, dan deni...

********
Heri: sudah berpengalaman mendaki gunung sebelumnya, selalu berinisiatif mencari tahu rencana pendakian dan jalurnya untuk kemudian di-share kepada yang lain, kuat fisik dan penuh kesabaran (sering nungguin yang ga kuat buat jalan pelan pelan), orang yang selalu mengingatkan peralatan yang harus dibawa dan dipersiapkan, bertugas belanja sayur dan beras untuk bekal pendakian, karena semua itu lah kami menahbiskannya menjadi Ketua.

Wisnu: berpengalaman naek gunung sebelumnya juga seperti Heri, punya bentuk fisik yang militan (tinggi, kekar, dan napas panjang), tasnya selalu yang terbesar diantara kawan-kawan, semangat sekali tiap pendakian tak pernah melihat lelah dalam ekspresinya, orang pertama yang mengajarkan saya packing carrier, langkahnya juga panjang dan cepat tiap mendaki, barisan depan selalu menjadi posisinya di hampir sepanjang perjalanan, tak diragukan lagi dia pantas menjadi wakil ketua.

Mas Redi: nama lengkapnya Redi Andriansyah (mohon maap kalo ada kesalahan dalam penulisan nama), kalo yang satu ini ga usah dipertanyakan lagi daya tahannya saat pendakian, tiap langkahnya selalu tegas menjejak, keringatpun seolah segan mengalir di wajahnya, badannya memang tidak semilitan wisnu, tapi kekuatan dan kelincahannya saat mendaki tak ada yang pantas meragukannya lagi, pernak pernik mendakinya didominasi dengan merk eiger sehingga kami memanggilnya "mas eiger", dengan senioritas dan bijaknya bersikap mungkin semestinya kami menempatkan dia sebagai Dewan Pembina.

Muchtar: yang satu ini gambaran pertamanya kalo kata orang jawa "ga duwe udel", tipikal bentuk fisik sama militannya seperti wisnu, mendaki dalam kamus nya mungkin tak ada kata pelan karena tiap mendaki dia selalu paling depan dan kadang tak mampu dikejar teman-teman yang lain, koki kami yang selalu memakai sepatu kerennya tiap pendakian, tak pernah nampak dia memakai sendal ke gunung, semangatnya berapi-api dan setia dengan kaca mata hitamnya di beberapa pendakian.
Deni: di antara kami, mungkin deni ini lah orang yang paling santai (bahkan terlalu santai kadang-kadang), setia banget sama gadgetnya, tak peduli sedang mendaki, earphone tetap lekat ditelinganya entah sekedar mendengarkan lagu kesayangan atau bahkan sampai menonton film yang tersimpan di hp nya, tiap pendakian tak pernah lupa bantal tiupnya, di saat yang lain tidur berbantalkan tas atau apa yang ada di sekitarnya, deni akan nyenyak dengan bantal tiupnya, deni biasanya diberi tugas untuk membagi-bagi "jatah" makanan agar adil.
Aziz: anggota paling junior dan sering menjadi sasaran bullying di lingkup MDPL, hobi nya yang gemar mengaca dan bersisir tak pernah dia tinggalkan meski sedang pendakian, mungkin salah satu yang diingat dari sosok ini adalah ketidakmampuannya memecahkan telur (bayangkan memecahkan telur dengan cara diremas), terbilang cukup kuat dan licah juga saat mendaki meski belum pernah naek gunung sebelumnya, mungkin bentuk fisiknya yang tinggi dan ramping turut mendukung itu
Saya: menurut saya, saya anggota yang paling lemah di MDPL, yang paling cepat menunduk memegangi lutut dan paling cepat minta break saat jalan, tapi semangat mencapai puncak selalu saya gantungkan di benak saya, supaya meski fisik tak kuat semangat tetap melekat, dan sepertinya cukup sekian karena saya ga enak buat menilai diri saya sendiri (hahaha...)

********


Meski diputuskan anggota MDPL hanya bertujuh, bukan berarti tidak membuka kemungkinan untuk mengajak org lain dalam pendakian..karena sejatinya MDPL terbuka bagi siapa saja..

Seiring masa, kepanjangan MDPL belum jg diputuskan...banyak saran yg dikumandangkan..dari mulai "Mendaki Dan Pulang Lagi", "Muncak Dan Pulang Lagi", hingga kepanjangan-kepanjangan lain yg saya tidak ingat...
 
Meski tak jua menemukan kepanjangannya, kami tetap mantab mengukuhkan MDPL...

Pendakian-pendakian berikutnya nama MDPL selalu terpampang di banner setiap pencapaian puncak gunung yg berhasil dinikmati...papandayan, pangrango, dan lawu jadi saksi pencapaian puncak kami setelahnya...

Bermacam pengalaman dan tantangan kami kenang...rupa rupa leindahan kami abadikan...papandayan yang keren dengan hutan matinya...pangrango yang berkesan dengan ramai dan guyuran hujan sepanjang perjalanan...hingga gunung lawu yang mirip merbabu tapi super dingin nan melelahkan beserta mbok yemnya...

Semua puncak yang dipijak tak membuat kami berpuas diri...masih banyak gunung yang belum terkunjungi...ada semeru yang terus merayu...tak ketinggalan rinjani yang terus menghias imaji...belum lagi gunung gunung lain yang tak kalah menggiurkannya macam slamet, sumbing, sindoro, salak, dan lainnya..

takkan habis indahnya alam...
takkan lekang eksotisme bumi pertiwi...
tiap jengkal langkah kaki, terhembus segarnya udara alami...
tiap tarikan nafas dan tetesan peluh, terkandung makna sebuah perjalanan...
saat puncak berhasil diraih, syukur tersujud atas kebesaran Ilahi....
tak boleh ada kepongahan dan merasa gagah...
karena semuanya hanya karunia...
dan karena kita MDPL.... 









15 Juni 2013

Keluhan itu tak elegan

BY ekpan No comments

Tiba-tiba saja terlintas di benak saya tentang "bersyukur" (entah apa ini terinspirasi coretan status sebagian org yg saya baca di sosial media yg terkesan berbau keluh kesah)...sebagai muslim..Quran adl rujukan utama dlm hidup (bersama hadits Rasulullah saw tentunya)... dlm Al Quran telah banyak dijelaskan tentang syukur, salah satunya Allah jelas berfirman:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(QS. 14:7)

menilik dr ayat di atas sy jd tersadar bahwa masalah syukur ini sebenarnya masalah yg sgt serius..bgmn tidak...konsekuensinya azab Allah...yg ditegaskan jg kl azab Allah itu sangat pedih...
Simpelnya..pemahaman sy yg masih miskin ilmu ini..."kl kita bersyukur..insyaAllah nikmat kita pasti ditambah...kl tidak bersyukur..yg kita hadapi azab Allah.."

nah..jika ditilik lagi..salah satu indikasi tidak bersyukur adl "mengeluh" krn (menurut saya) mengeluh merupakan bentuk ketidakpuasan kita akan apa yg sedang, akan, atau telah kita hadapi...padahal yg kita keluhkan itu smua terjadi atas izin Allah..smua nya berasal dr Allah..dan harusnya semuanya tetap harus disyukuri..bukan dikeluhkan..krn semua yg dari Allah hakikatnya adl baik..

Jika mau sedikit teliti dan objektif...hal yg dikeluhkan itu jauuuuuhhh lebih sedikit dan tidak ada apa apanya dibandingkan dg kesenangan (nikmat) luar biasa melimpah yg telah dikaruniakan Allah seumur hidup kita..

Jadi..apakah pantas kita mengeluh?bukankah mengeluhkan sedikit kesusahan di balik karunia kenikmatan yg demikian luas nampak serupa artinya dg mengingkari nikmat?masih ingat kan dr ayat di atas td kl mengingkari nikmat risikonya adl azab Allah?masih sadar kan kl azab Allah itu ga bs dihalangi siapapun dan sangatlah pedih?

Kesimpulannya...sbg org yg memiliki rasa syukur..ga ada hak sedikitpun untuk mengeluh..semua kondisi harus tetap disyukuri...
Alangkah luar biasanya kita jk bisa tidak terbiasa mengeluh...dan lebih luar biasa lagi jika bisa tidak memamerkan keluhan dlm bentuk apapun baik itu status facebook, tweet, curhat, obrolan,dsb.
Memang menulis status facebook, nge-tweet, berbicara apapun itu sepenuhnya hak kita...tp sbg muslim ada baiknya jika kita tinjau lg surat Ibrahim ayat 7 tadi sblm mengeluh dlm status facebook..twitter..dan dlm segala obrolan kita..
Toh merahasiakan keluhan jg merupakan salah satu kebajikan karena dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan).” (HR. Ath-Thabrani)

- sedikit tulisan dari manusia yg masih sering mengeluh dan sedang belajar bersyukur -