24 September 2013

Sapaan Sang Mentari : Pertunjukan di Puncak Slamet

BY ekpan No comments



seberkas cahaya jingga perlahan demi perlahan menyeka gelap yang mewarnai langit...cahaya itu makin lama makin terang...sang pemilik cahaya pelan-pelan menampakkan dirinya...muncul seiring bulat wujudnya dan sempurna sinar pancarannya...langit biru cerah terhampar seakan menyambut kedatangan sang mentari yang gagah di antara gugusan awan...

 ***

Sensasi yang tak ada duanya saat menanti detik-detik terbitnya matahari...rangkaian prosesnya tak kan pernah rela untuk dilewatkan....benar-benar merefleksikan apa yang ditulis ibu Kartini.."habis gelap terbitlah terang"...

Tak sembarang tempat bisa menyajikan keelokan sunrise...pantai biasanya tempat yang mudah untuk menunggu sang mentari datang...hamparan laut yang luas seakan jadi panggung megah bagi kemunculan matahari...

Tapi sepertinya ada panggung yang lebih spektakuler lagi...gunung jadi tempat terhormat bagi pertunjukan kegagahan sang penerang siang....lautan awan bak kapas menambah istimewanya penyambutan kunjungan mentari...

Menatap sunrise dari puncak gunung membuat kita seolah menanti matahari meniti langkahnya menaiki anak tangga menuju singgasana tertinggi yang terbuat dari putihnya hamparan awan untuk memberikan sinarnya bagi manusia-manusia yang sedang berada di pucuk dunia...

Sungguh kesempatan yang langka saat pendakian ke gunung slamet tempo hari...setelah beberapa kali pendakian momen matahari terbit selalu terlewatkan...entah karena memang waktu yang tak memungkinkan atau hanya karena sekedar bangun kesiangan...saat itu...di gunung slamet...kami berhasil melawan rasa pegal-pegal dan bangun lebih awal...dengan satu tujuan melangkahkan kaki ke puncak demi menjadi manusia yang melihat matahari pertama hari itu...

Medan penuh batuan dan kerikil terus disusuri....tanjakan curam terbentang di depan pandangan...dingin menyapu kulit menembus lapisan jaket yang sudah cukup tebal...angin ikut bertiup kencang menerpa tanpa ampun....semua tetap dihadapi dengan penuh perjuangan menjaga asa menginjakkan kaki di puncak Slamet yang berdiri jumawa...demi menanti bangunnya sang surya....

Dengan bantuan dan kesempatan dari ALLAH akhirnya kami berhasil mendapatkan tiket untuk menyaksikan salah satu opera luar biasa di dunia...sunrise di puncak tertinggi kedua di Jawa...sangat istimewa...

Peluh terbayar dengan remang jingga di atap dunia....lelah terlupa saat sang surya menyapa dengan lambaian cahaya...

Lembut dan putihnya awan jadi permadani bagi sang mentari...puncak sindoro dan sumbing ikut menghiasi indahnya alam pagi itu...
tak henti diri ini berdecak kagum...mata tak ingin memalingkan pandangannya...kaki tak ingin meninggalkan jejaknya...dan bibir terus bertasbih memuji keagungan Pemilik Alam Semesta Raya...

 Jika sudah terpaku pada kemolekan sapaan sang mentari...tak terbantahkan lagi perkataan Quran...”nikmat ALLAH mana lagi yang engkau dustakan”....salah satu nikmat terbesar yang dikaruniakan-NYA adalah alam semesta beserta segala fenomena dan peristiwa yang tak akan pernah berhenti membuat kita terpesona...

Manusia tinggal menikmati dan mensyukuri agar terus dapat memupuk keimanan dalam hati melalui suguhan alam yang tak terganti....

***

Langit gelap berwarna hitam...
Sebab tak lewat satu sinaran...
cahaya jingga perlahan membentuk goresan...
mentari terbangun menembus awan...
pancarkan terang di puncak Slamet...
sekejap membentuk lukisan indahnya alam...

0 komentar:

Posting Komentar